Monyetcoklat14's Blog

untuk cinta selalu memancar

lautan tinta tak berdaya
mengubah kata menjadi cinta

biar kami bernostalgia

: pada rahim yang kokoh kami tumbuh, dan kau tiupkan segala nada yang kau punya. kami beban dalam kepayahanmu yang bertambah-tambah, dalam lenguh napasmu yang terengah-engah. kami pasrah, saat napasmu bergerilya antara hidup dan mati. telinga kami belum merekah saat teriakmu pecah dan berganti senyum di bibirmu yang merah.

: kami berayun dalam pelukmu, meminjam tawamu untuk tertawa, menggapai jemarimu untuk menggenggam. kami rapuh, kau menguatkan. kami sedih, kau menggembirakan. kami tumbuh, kau meneduhkan. kami padam, kau mencerahkan.

biar kami memutar kisah

: ayah dan bunda, kalian yang pertama mengenalkan cinta. menelusuri ari-ari kami dengan doa, menyiraminya dengan puja-puji bahagia. ayah dan bunda, kalian yang pertama mengenalkan kata dan dunia. mengajarkan kami rupa aksara, mengejakan pada kami a-ba-ta-tsa. kisah-kisah girang berlompatan dari lidah yang tak pernah lelah. kami masuk merecoki tidur kalian, mengompoli baju kalian, dan merengek-rengek meminta mainan baru dari kalian. setiap kali ulang tahun, kalian yang menutup segala pesta pora dengan wasiat paling indah. ‘belajarlah terbang ke langit dan tataplah dunia dari singgasana tertinggi,’ kata kalian. ‘agar kau tahu, bumi tak hanya gedung dan daratan. ia hutan dan pegunungan. ia lautan dan perairan. ia kalian, hewan, dan tetumbuhan.’

: ayah dan bunda, kalian yang pertama mengenalkan dosa. ketika tangan kami usil dan lidah kami berkawan dusta. ketika kami paham makna mangkir dan kafir, lantas kami meraba-raba nama Tuhan yang tak habis kami pikir. ayah dan bunda, kalian yang pertama mengenalkan surga. ketika syair-syair itu terbaca mesra, ‘dua mata air mengalir, buah berpasangan dan berjuntaian, permadani dan bidadari menari-nari.’ dan tuturan itu terbaca jelas, nikmat mana lagi yang kami dustakan.

: ayah dan bunda, kalian yang pertama mengenalkan jiwa. saat kami sakit dan kedinginan, kalian adalah selimut dan kehangatan. ketika kami lapar dan kehausan, kalian adalah jembatan kehidupan. hilir mudik kami menerka pasangan jiwa sejak pubertas menyapa dan membuat kami terpesona. hanya kalian, ayah dan bunda, yang tegar bersenyum di belakang kami, menyalakan pelita cinta yang tak kunjung padam. ayah dan bunda, kalian yang pertama mengenalkan durhaka. ketika mulut kami beringsut mengingkari, telinga kami tuli tak peduli, kaki kami bergerak tak mengikuti. adakah yang memuncakkan kepedihan, menyusun bait air mata saat kami temukan ayah dan bunda melirih, ‘limpahkan cahaya kepada anak-anak kami dan jadikan mereka pemulas kebaikan di belantara kegelapan.’

kami tak paham makna tegak kaki ini
menghadap wajahmu sejuk meniti
kerut yang menggerogoti
waktu tanpa daya dihenti

saat lututmu rapuh dan berkata, ‘nyeri!’
saat kepalamu pening dan mengeluh, ‘sakit!’
saat jantungmu lemah dan kau berdiam pasrah
kami masih saja tak sanggup berkata apa-apa

ketika kami datang untuk mengusir kematian
ayah dan bunda telah hadir menyirami kehidupan

kepada ayah dan bunda. tentang cinta. cinta. dan cinta.

: kami tak meminjamnya karena kami tak sanggup kembali membayarnya. maka bernyanyilah hati kami, “hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia.”

cintamu akan tetap hidup
tak terhapuskan, tak tergilas waktu
dan kami tak kan melupakan
semua yang indah yang pernah engkau berikan

untuk cinta yang selalu memancar
kepada Tuhan semesta kami menitip doa

: seisi dunia tak akan menggantikan cinta. maka berilah ayah dan bunda balasan yang sempurna. dari rahimMu, dari semesta kasih sayangMu.

Tinggalkan komentar

menelusuri waktu.

Mei 2024
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

statistik :)

  • 651 hits

cuman ad disini

Glitter Text Generator at TextSpace.net